Logo PKB Kota Pontianak

Sejarah Berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

“Politik adalah jalan pengabdian untuk kemaslahatan umat.” — KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri setelah 32 tahun berkuasa. Momen bersejarah ini menjadi titik awal dari Era Reformasi yang membuka kran demokrasi dan kebebasan politik di Indonesia.

Hanya sehari setelahnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima berbagai usulan dari kalangan Nahdliyin yang menginginkan adanya wadah politik yang dapat mewakili aspirasi mereka secara langsung. Meski awalnya berhati-hati karena Muktamar NU sebelumnya melarang keterlibatan dalam politik praktis, desakan dari bawah semakin kuat.

Beberapa kelompok NU bahkan secara independen mendeklarasikan partai baru seperti Partai Bintang Sembilan di Purwokerto dan Partai Kebangkitan Umat (Perkanu) di Cirebon, sebagai bentuk kegelisahan akan representasi politik.

Untuk merespon dinamika tersebut, PBNU membentuk Tim Lima pada 3 Juni 1998, yang diketuai oleh KH. Ma’ruf Amin. Tim ini bertugas merumuskan pembentukan partai baru yang mampu menyalurkan aspirasi politik warga NU dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

Puncaknya adalah pada 23 Juli 1998, saat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara resmi dideklarasikan di Jakarta. Partai ini lahir sebagai wujud perlawanan terhadap kekuasaan yang otoriter dan sebagai harapan baru untuk membangun bangsa yang lebih adil, makmur, dan demokratis.

Nilai-Nilai Dasar PKB:

  • Kejuangan
  • Kebangsaan
  • Keterbukaan
  • Demokrasi